Spirit Dasa Dharma dalam Jumat Religi: SDN 3 Karangmangu Rayakan World Scarf Day dengan Murajaah dan Asmaul Husna

Purwojati – 1 Agustus 2025
Memperingati World Scarf Day, SD Negeri 3 Karangmangu kembali menegaskan komitmennya dalam menanamkan nilai-nilai spiritual dan kepramukaan sejak dini melalui kegiatan Jumat Religi yang digelar dengan penuh khidmat dan makna. Kegiatan ini mengusung tema besar tentang penguatan karakter religius peserta didik, dengan rangkaian acara berupa murajaah hafalan surat-surat pendek dan pembacaan Asmaul Husna, yang dipusatkan di halaman sekolah dengan diikuti seluruh warga sekolah.

Pagi itu, suasana SDN 3 Karangmangu terasa berbeda. Seragam Pramuka lengkap dengan scarf atau kacu yang dikenakan seluruh siswa dan guru bukan hanya menjadi simbol peringatan World Scarf Day, melainkan sebagai lambang penghormatan terhadap nilai-nilai kepramukaan yang sarat akan pesan kedisiplinan, tanggung jawab, dan ketakwaan. Para siswa terlihat tertib berbaris, menyambut pagi dengan penuh semangat dan wajah ceria.

Acara dibuka dengan doa bersama, dilanjutkan dengan murajaah hafalan surat pendek, di mana para siswa dibimbing langsung oleh Kak Huda Pandu Barata, S. Pd, guru Pendidikan Agama Islam. Suasana menjadi syahdu ketika lantunan hafalan ayat-ayat suci Al-Qur’an menggema di udara pagi yang sejuk, menghadirkan nuansa ketenangan yang jarang ditemui di kegiatan sekolah biasa. Setelah itu, siswa bersama guru melantunkan Asmaul Husna dengan penuh penghayatan, menyatu dalam harmoni dzikir yang membangun spiritualitas dan memperkuat keimanan.

Lebih dari sekadar kegiatan rutin keagamaan, Jumat Religi kali ini membawa pesan mendalam dalam momentum World Scarf Day. Kepala sekolah sekaligus Kamabigus SDN 3 Karangmangu, Kak Megawati Purwaningrum, S. Pd. SD, M. Pd, dalam sambutannya menyampaikan bahwa kegiatan ini bukan hanya peringatan simbolik, tetapi bagian dari strategi pendidikan karakter yang dirancang untuk membentuk pribadi peserta didik yang unggul secara spiritual, sosial, dan nasionalisme.

“Kami ingin anak-anak tidak hanya mengenakan scarf Pramuka sebagai kewajiban seragam, tetapi juga memahami bahwa scarf tersebut adalah simbol nilai—dari kedisiplinan hingga ketakwaan kepada Tuhan. Ini selaras dengan Dasa Dharma pertama: Takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,” tutur beliau.

Kegiatan ini juga menjadi bukti bahwa semangat Pramuka tidak hanya hidup di lapangan perkemahan, tetapi juga bisa tumbuh subur di ruang-ruang kelas dan halaman sekolah melalui pendekatan spiritual dan religius. World Scarf Day menjadi media refleksi untuk menyadari kembali bahwa pendidikan karakter tidak bisa hanya diajarkan lewat teori, tetapi harus dipraktikkan secara nyata dan berkelanjutan.

Melalui kegiatan seperti ini, SDN 3 Karangmangu tidak hanya menciptakan suasana religius, tetapi juga memperkuat identitas kepramukaan yang melekat dalam kehidupan sehari-hari peserta didik. Dengan mengintegrasikan nilai agama dan kepramukaan, sekolah ini membuktikan bahwa pendidikan sejati adalah yang menyentuh hati dan membentuk budi pekerti luhur.

Jumat Religi dalam rangka World Scarf Day ini diakhiri dengan refleksi singkat bersama dan pesan moral dari para guru, agar para siswa selalu menjadikan nilai-nilai keagamaan sebagai landasan dalam bertindak, berperilaku, dan menjalin hubungan dengan sesama. Sebuah langkah kecil yang penuh makna menuju lahirnya generasi yang cerdas secara intelektual dan kuat secara spiritual.

Satu Komentar

  1. Kobarkan semangat Dasadarma, lakukan dalam aksi nyata

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *